Rabu, 12 Desember 2012



LOKASI  DAN SENSASI RESEPTOR PENGECAP
(Laporan Praktikum Fisiologi Hewan I)



Disusun  Oleh
Lestari
1017021012











JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012



Judul Percobaan                     :  Lokasi dan Sensasi Reseptor Pengecapan
Tanggal Percobaan                 :  5 November 2012
Tempat Percobaan                 :  Laboratorium Zoologi 2
Nama                                     :  Lestari
NPM                                     :  1017021012
Jurusan                                   :  Biologi
Fakultas                                 :  MIPA






Bandar Lampung, 5 November  2012
Mengesahkan,
Asisten,




Eka Sulvin Ariyanti
NPM : 0817021028


I.  PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Panca indera adalah organ akhir yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang melanyaninya merupakan alat perantara yang membawa kesan rasa dari organ indera menuju otak, dimana perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan dan penciuman juga pendengaran.

Sensitivitas lidah terhadap rasa disebabkan adanya papilla, karena pada papilla didapatkan taste buds yang berfungsi untuk menerima rangsangan bahan kimia dari luar. Pada sisi atas dan sisi samping lidah banyak dijumpai papilla pengecap, yang jumlahnya ditaksir 2000 buah dan terletak tersebar di atas lidah (Anonym, 2012).
Oleh karena itu pada kesempatan kali ini mahasiswa melakukan praktikum ini untuk menguji sensitivitas resetor pengecap pada manusia. Selain itu nantinya mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mekanisme syaraf yang hubungnnya dengan rasa.


B.       Tujuan
Tujuan dari percobaan ini  adalah :
1.       Mahasiswa dapat mengetahui lokasi reseptor pengecap pada manusia
2.      Mahasiswa dapat memahami variasi waktu sensasi.




II. TINJAUAN PUSTAKA


Indera adalah suatu reseptor atau alat tubuh yang mampu menerima rangsangan.
Manusia mempunyai lima macam indera,yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran (telinga), indera peraba (kulit), indera pengecap (lidah), dan indera pembau (hidung). Fungsi alat indera adalah menerima rangsangan. Indera merupakan organ yang mempunyai reseptor khusus untuk menerima rangsangan. Alat Indera bertugas mengenal lingkungan dan memberi respons terhadap segala rangsangan yang terjadi terhadap tubuh. Dengan adanya Indra, tubuh mampu merespon lingkungan dan memproteksi diri dari berbagai gangguan. Rangsangan adalah semua penyebab perubahan dalam tubuh atau bagian tubuh. Berdasarkan asal sumbernya, rangsangan dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
A. Rangsangan dari luar
Rangsangan ini dapat berupa bau, rasa asin, manis, pahit, sentuhan cahaya, kelembapan, suhu, tekanan dan sebagainya.
B. Rangsangan dari dalam
Rangsangan ini dapat beruparasa nyeri, lapar, haus, kelelahan,kenyang, dan sebagainya. (Brotowidjoyo, 1989).

Pada manusia, indera rasa pengecap merupakan hal yang sangat berarti, karena dengan indera rasa pengecap tersebut dapat merasakan nikmat dan enaknya makanan serta minuman. Sensasi rasa pengecap timbul akibat adanya zat kimia yang berikatan pada reseptor indera rasa pengecap (taste buds) yang kebanyakan terdapat di permukaan lidah dan palatum molle. Hanya zat kimia dalam larutan atau zat padat yang telah larut dalam saliva yang dapat berikatan dengan sel reseptor (Budi Riyanto, 2004; Sherwood, 2001).
Rangsangan sekresi saliva dapat secara mekanis misalnya dengan memakan makanan yang keras atau mengunyah permen karet, dan secara kimiawi misalnya oleh rangsangan rasa seperti asam, manis, asin, pahit (Amerongen, 1991). Hubungan yang terpenting dengan pengecap adalah kecenderungan indera rasa pengecap untuk melayani sensasi utama tertentu yang terletak di daerah khusus. Rasa manis dan asin terutama terletak pada ujung lidah, rasa asam pada dua pertiga bagian samping lidah, dan rasa pahit pada bagian posterior lidah dan palatum molle (Guyton, 1997). Rasa asin dibentuk oleh garam terionisasi yang kualitas rasanya berbeda-beda antara garam yang satu dengan yang lain karena garam juga membentuk sensasi rasa lain selain rasa asin. Garam akan menimbulkan rasa ketika ion natrium (Na+) masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas), selain masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa (Diah Savitri, 1997; Kus Irianto. 2004).

Sel pengecap mengalami perubahan pada pertumbuhan, mati dan regenerasi. Proses ini bergantung dari pengaruh saraf sensoris karena jika saraf tersebut dipotong maka akan terjadi degenerasi pada pengecap. Taste buds yang dilayani oleh serat saraf sensoris adalah taste buds pada 2/3 lidah bagian anterior (papilla filiformis dan sebagian papilla fungiformis) dilayani oleh chorda tympani cabang dari N. Facialis (N.VII) (Ganong, 1998; Boron, 2005). Masing-masing papilla pengecap dipersarafi 50 serat saraf dan setiap serat saraf menerima masukan dari rata-rata 5 papilla pengecap. Papilla circumvalata yang lebih besar masing-masing mengandung sampai 100 papilla pengecap, biasanya terletak di sisi papilla, tetapi karena terbatasnya data maka disebutkan ada sekitar 200-250 taste buds per papilla circumvalata pada setiap individu dibawah usia 20 tahun, dan menurun hingga 200 taste buds atau kurang menjelang maturitas, dan kurang lebih 100 taste buds menjelang usia 75 tahun. Penelitian dengan mikroelektroda pada satu taste buds memperlihatkan bahwa setiap taste buds biasanya hanya merespon terhadap satu dari empat rangsang kecap primer, bila substansi pengecap berada dalam konsentrasi rendah. Pada konsentrasi tinggi, sebagian besar taste buds dapat dirangsang oleh dua, tiga atau bahkan empat rangsang pengecap primer dan juga oleh beberapa rangsang pengecap yang lain yang tidak termasuk dalam kategori primer (Diah Savitri,1997; Ganong, 1998).

Pada orang usia lanjut, permukaan dorsal lidah cenderung menjadi lebih licin karena atrofi papilla lidah. Perubahan histopatologi pada lidah menunjukkan adanya atrofi papilla yang sering dimulai dari ujung lidah dan sisi lateral. Beberapa peneliti melaporkan jumlah taste buds yang terdapat pada papilla circumvalata berkurang yang menyebabkan menurunnya sensitivitas rasa (Anonim,2012). 

  

III. PROSEDUR PERCOBAAN

A.      Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1.      Kristal / bubuk gula
2.      Kristal / asam jawa
3.      Garam dapur
4.      Puyer
5.      Stopwatch
6.      Air tawar untuk berkumur

B.       Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam percobaan ini adalah :
a.         Bersihkan dahulu rongga mulut dengan berkumur air tawar
b.         Perlakuan no. 1 samapai dengan no. 4 denhgan cara sebagai berikut :
1.      ujung lidah
2.      tepi lidah depan
3.      tepi lidah belakang
4.      pangkal idah tengah
c.         Menentukan waktu sensasi dengan bantuan stopwatch dengan cara sbb:
1.      Menjulurkan lidah, usahakan agar lidah tetap diluar mulut
2.      Letakkan sedikit puyer pada lokasi yang sudah diketahui, sambil menghidupkan stopwatch segara matikan bila sudah terasa sensasinya.
3.      Mencatat waktunya.
4.      Berkumur dengan air tawar lagi, tetapi lidah tidak dikeringkan
d.        Kerjakan prosedur 1-4 diatas tetapi bahannya diganti-ganti berturut-turut
1.      Puyer
2.      Asam
3.      Garam
4.      Dan gula




IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A.      Hasil Pengamatan

Nama
Gula (detik)
Garam (detik)
Puyer (detik)
4
3
2
1
4
1
3
2
1
2
3
4
Arin
0,94
0,74
0,68
60
0,52
0,73
120
0,58
94
97
158
0,84
Shofi
127
96
0,68
0,62
0,84
0,64
0,66
0,55
86
130
0,89
0,67
Rika
0,6
0,4
0,3
0,2
0,6
0,4
0,12
0,3
0,15
0,10
0,3
0,2
Rodi
0,2
0,6
0,7
0,4
0,6
0,4
469
0,2
74
79
72
0,19
Aulia
0,13
0,6
0,3
0,1
0,3
0,1
0,2
0,1
0,6
0,11
0,25
0,15
Lestari
0,2
0,3
0,31
0,1
0,1
0,2
0,1
0,1
0,3
0,4
61
302
Nurul
102
1,6
153
69
108
0,73
142
102
0,2
67
61
112
Monic
323
320
76
0,52
114
0,68
68
93
0,81
85
0,96
302
Indah
138
114
154
108
94
0,75
112
105
120
61
60
80
Aris  
157
140
88
0,25
0,97
0,52
0,5
0,2
120
127
60
0,52
Dito
134
114
80
0,24
80
0,24
80
0,85
0,69
0,27
132
102
Dimas
364
120
1,5
0,8
0,81
0,72
0,54
0,32
0,25
65
0,1
0,53
Billi
770
126
127
0,91
0,67
0,54
0,56
0,54
151
165
130
99

Nama
Asam (detik)

1
4
2
3
Arin
0,94
200
65
0,74
Shofi
0,69
88
0,50
63
Rika
65
122
187
189
Rodi
361
666
122
0,2
Aulia
0,3
0,6
0,4
0,2
Lestari
0,2
0,1
0,2
0,1
Nurul
0,93
0,57
0,57
135
Monic
121
442
118
268
Indah
0,88
0,53
0,53
196
Aris  
0,54
76
0,31
0,36
Dito
0,97
111
0,47
0,30
Dimas
0,73
0,52
0,36
0,61
Billi
0,80
0,50
0,52
0,38

Keterangan lokasi  :
1.      ujung lidah
2.      tepi lidah depan
3.      tepi lidah belakang
4.      pangkal idah tengah

B.   Pembahasan
Dari hasil praktikum diatas yaitu pada data kelompok didapat bahwa pada sample gula lidah yang paling merasakan adalah pada ujung lidah, hal ini dikarenakan pada ujung lidah terdapat papilla-papila pengecap kuat rasa manis. Pada garam yang paling kuar merasakan adalah pada bagian tepi depan lidah, hal ini dikarenakan pada tepi lidah memiliki papilla pengecap yang kuat terhadap rasa asin.  Sedangkan pada percobaan untuk obat puyer  reseptor yang paling peka adalah pada pangkal lidah, hal ini dikarenakan obat  yang memiliki rasa pahit yang berhubungan dengan reseptor pada pangkal lidah.
Untuk pengamatan yang terakhir yaitu asam jawa yang paling merasakan adalah tepi lidah belakang hal ini dikarenakan reseptor tersebut merespon rasa asam pada asamjawa yang merupakan penerima sensasi asam. Pada data waktu sensasi reseptor pengecap dapat dikatakan bahwa keadaan lidah pria sedikit lebih cepat merasakan reseptor dari pada keadaan wanita.namun hal ini berbeda,  menurut (Salata, 1991), waktu sensasi pengecapan antara pria dan wanita memiliki perbedaan, namun perbedaan tersebut sangat kecil, sehingga dapat simpulkann bahwa perbedaan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap sensitifitas reseptor perasa. Hal ini juga dikarenakan secara anatomi lidah pria dan wanita tidak jauh berbeda, sehingga sensitifitas juga tidak berbeda. Sehingga dapat dikatakan bahwa dari hasil pengamatan secara kebetulan sensitifitas pria pada kelompok ini khususnya memilki sensitifitas lebih tinggi dibandingkan wanita.
Faktor lain yang mempengaruhi reseptor perasa adalah suhu dan usia. Suhu kurang dari 20° atau lebih dari 30° akan mempengaruhi sensitifitas kuncup rasa (taste bud). Suhu yang terlalu panas akan  merusak sel-sel pada kuncup rasa sehingga sensitifitas berkurang, namun keadaan ini cendrung berlangsung cepat karena sel yang rusak akan cepat diperbaiki dalam beberapa hari. Suhu yang terlalu tinggi juga akan membius kuncup lidah sehingga sensitifitas berkurang (Zuhra, 2006).




Gambar lidah dengan lokasi reseptor pengecap                   
Ujung organ untuk indera pengecap yang disebut taste buds (putting cita rasa) terdiri atas sel-sel gustatory fusiform, tercampur dengan sel-sel sustakular yang terangkai dalam bentuk kelompok yang menyerupai tong. Prosesus yang menyerupai rambut dari sel-sel gustatory ini menjulur melalui pori pada bagian superficial dari putting cita rasa. Ujung serabut-serabut saraf berakhir di sekitar sel-sel gustatory ini.
Bagian lidah yaitu valet dan papilla fungiform mengandung banyak sekali putting cita rasa meskipun putting itu terdapat juga pada palatum, farink, dan larink. Sensasi cita rasa di bawa kea rah dua per tiga bagian rostral lidah oleh cabang-cabang saraf fasial korda timpani yang menyertai cabang lingual dari saraf trigeminus.  Sebaliknya bagian lidah yang sepertiga (arah kaudal = posterior) menerima cita rasa melalui cabang lingual dari saraf (glosofarinkeal).
Pada manusia, modalitas rasa yang spesifik ada 4, yaitu manis, asin, pahit, dan asam. Sensasi yang lain merupakan campuran dari cita rasa dasar, atau kombinasi berbagai cita rasa dengan indera penciuman. Pangkal lidah sangant peka dengan cita rasa pahit.
Agar suatu zat tersakan zat tersebut harus larut dalam kelembaban mulut. Hanya bila ada dalam larutan zat itu baru dapat menstimulasikan rasa. Dapat dibedakan empat tancup rasa secara morfologis. Kebanyakan terletak di terletak dipermukaan lidah walaupun beberapa ditemukan di langit-langit lunak. Pada lidah terdapat kemoreseptor yang merespon rasa asin, manis, asam dan pahit. Komoreseptor ini berfungsi untuk menangkap rangsangan yang bersifat senyawa kimia yang larut dalam air.
TRANDUKSI RASA MANIS
Rasa mais dimulai dengn melekatnya molekul gua pada porus perasa. Kemudian hal ini akan mengaktifkan stimulator yang terdapat pada sitoplasma yang terdapat pada membran. Stimulator (protein G ) akan teraktivasi selanjutnya akan mengaktifkan enzim adenilat siklase. Enzim ini akan mengaktifkan pembentukan Camp dari ATP. Terjadinya peningkatan camp akan mengakibatkan terstimulasinya enzim sitoplasma lainnya. Hal ini akan membuat ion K dapat keluar sehingga mengakibatkan depolarisasi pada puting pengecap. Hal ini akan mengakibatkan terlepasnya neotransmiter ke sinaps dan selanjutnya akan diteruskan ke otak.

TRANDUKSI RASA ASIN
Rasa asin disebabkan masuknya ion Na. Masuknya ion Na mengakibatkan tertutupnya saluran keluar ion K. Depolarisasi mengakibatkan neotransmiter keluar, dan impuls bisa diterima oleh otak.

TRANDUKSI RASA PAHIT
Transtan pahit akan berikatan dengan reseptor pada membran. Pelekatan ii akan mengakibatkan teraktivasinya protein G lainnya yang kemudian akan mengaktifkan enzim fosfolipase. Enzim ini akan membuat IP3 yang merupan senyawa yang larut daam sitoplasma yang terdapat dalam RE. Berikatan IP3 dengan reseptor akan membuat terbukanya ion Ca. Maka ion Ca akan keluar menuju Sitoplasma. Peningkatan ion Ca akan membuat saluran K terbuka dan terjadi sinaps.

TRANDUKSI RASA ASAM
Tidak sepeti rasa manis dan pahit, ras asam terjadi karena konsentrasi proteon atau ion H. Membran sanyat permeable terhadap proton ini. Masuknya proton akan membuat depolarisasi akibatnya neotransmiter dilepaskan ke sinaps.



V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1.      Pada lidah terdapat area yang berbeda-beda untuk merasakan reseptan. Ujung lidah peka terhadap rasa manis. Lidah bagian tepi depan peka terhadap rasa asin. Bagian tepi belakanglidah peka terhadap rasa masam, sedangkan bagian pangkal lidah peka terhadap rasa pahit.

2.       Pengenalan rasa oleh otak terjadi karena tranduksi rasa pada lidah


3.       Waktu sensasi adalah waktu yang diperlukan oleh reseptor untuk mengenali dan menanggapi rangsangan dan diteruskan keotak sehingga akan dikenali rasanya.

4.       Faktor  yang mempengaruhi reseptor perasa adalah suhu dan usia. Sedangkan jenis kelamin tidak.


DAFTAR PUSTAKA

Idel,Antoni.2000.Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari.Gitamedia Press:Jakarta.

Kimball.W.J.1991. Biologi Umum 2. Erlangga: Jakarta

Pearce,evelyn.2005.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis.Gramedia Press: Jakarta

Salata, J.A. 1991. Differential sensitivity of tongue areans and palet to electrical stimulation: a suprathreshold cross-modal matching study. http://springerlink.edu/chemweek/PDF/DiffrtSenstTongu eAreas.pdf .http://journal.usu.ac.id/PDF/Flavor/Citarasa.pdf  . Diakses pada tanggal 12 November 2012.


http:///C:/Users/acer/Documents/LAPORAN.PRAKTIKUM.20FISHEW.201/BIOLOGI.0LOKASI.20DAN.WAKTU.SENSASI.RESEPTOR.20PENGECAP.htm. Diakses tanggal 9 November 2012.












  






Tidak ada komentar:

Posting Komentar