PERILAKU
HEWAN (BEHAVIOR)
(Laporan Praktikum Fisiologi Hewan I)
Disusun Oleh
Lestari
1017021012
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2012
Judul
Percobaan : Perilaku Hewan
Tanggal
Percobaan : 20 November 2012
Tempat
Percobaan : Laboratorium Zoologi 2
Nama : Lestari
NPM
: 1017021012
Jurusan
: Biologi
Fakultas : MIPA
Bandar
Lampung, 20 November 2012
Mengesahkan,
Asisten,
Eka
Sulvin Ariyanti
NPM : 0817021028
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perilaku
atau hebavior adalah suatu respon atau tanggapan terhadap sinyal yang berasal
dari organisme lainnya. Perilaku hewan merupakan suatu respon dari organisme
makhluk hidup terhadap rangsangan dan pengaruh lingkungan dari dalam ataupun
luar. Ada 2 macam tingkah laku yang umum adalah serentak dan tidak langsung.
Tingkah laku yang biasa dilakukan hewan karena pengaruh besar
rangsangan/stimulus.
Dalam
praktikum kali ini akan diuji bagaimana respon lalat buah (Drosophila melanogaster) dalam melakukan tingkah laku orientasi
terhadap sumber rangsangan berupa gerakan taksis (fototaksis, geotaksis, dan
kemotaksis). Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam laporan ini.
B.
Tujuan
Tujuan
dari percobaan ini adalah :
1. Untuk
mengetahui respon lalat buah (Drosophila
melanogaster) terhadap rangsangan yang diberikan baik berupa rangsangan
secara geostaksis, fototaksis, dan kemotaksis.
2. Mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi iribilitas/rangsangan pada hewan khususnya
lalat buah (Drosophila melanogaster) terhadap sumber ramgsangan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku hewan adalah
perilaku bawaan yang dibawa secara genetic dari indukan guna menghadapi
lingkungan yang ada dalam sekitarnya. Oleh karena itu walaupun masih dalam satu
spesies tetapi bisa saja mempunyai perilaku yang berbeda dikarenakan perbedaan
habitat atau dengan adanya habitat yang fragmentasi. Perilaku
adalah tindakan/aksi yang mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya.
Perilaku dapat terjadi sebagai akibat stimulus dari luar.
Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus, saraf diperlukan untuk
mengkoordinasikan respon dan efektor untuk melaksanakan aksi. Perilaku dapat
pula terjadi sebagai stimulus dari dalam. Stimulus dari dalam, misalnya rasa
lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan diambil bila makanan benar-benar
terlihat atau tercium. Umumnya perilaku suatu organisme merupakan akibat
gabungan stimulus dari dalam dan dari luar (Anonim, 2012).
Ethologi
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku hewan (animal behavior) dilingkungan alamidan di lingkungan lain di mana
hewan tersebut bisa hidup.Hewan merupakan makhluk hidup yang selalu
berinteraksi secara dinamis dengan lingkungannya. Interaksi tersebut
ditunjukkan perilaku yang terlihat dan saling berkaitan secara individual
maupun kolektif. Perilaku adalah
aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu
stimulus.
Dalam mengamati perilaku, kita cendrung untuk menempatkan
diri pada organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme
tadi melihat dan merasakan seperti kita.. Ini adalah antropomorfisme (Y: anthropos = manusia), yaitu interprestasi
perilaku organisme lain seperti perilaku manusia. Semakin kita merasa mengenal
organisme, semakin kita menafsirkan perilaku tersebut secara antropomorfik. Seringkali suatu
perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaanlahir atau innate behavior), dan karena akibat
proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan
oleh lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan antara
pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organisme merupakan pengaruh alami atau karena akibat
hasil asuhan atau pemeliharaan, hal ini merupakan
perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa
terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan lingkungan
(proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat.
Innate
Innate
merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yang telah adadi dalam suatu individu. Perilaku yang timbul
karena bawaan lahir berkembang secara tetap/pasti. Perilaku ini tidak
memerlukan adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar, seringkali terjadi
pada saat baru lahir, dan perilaku ini bersifat genetis (diturunkan).
Insting
Insting adalah perilaku innate klasis yang sulit dijelaskan, walaupun demikian terdapat
beberapa perilaku insting yang merupakan hasil pengalaman, belajar dan adapulayang merupakan factor keturunan. Semua maklhuk
hidup memiliki beberapa insting dasar. Pola Aksi Tetap (FAP =
Fixed Action Pattern )
FAP adalah suatu perilaku steretipik yang
disebabkan oleh adanya stimulus yang spesifik. Contoh:
1.
Saat anak burung baru menetas akan selalu
membuka mulutnya, kemudian induknya akan menaruh makanan didalam mulut anak burung
tersebut.
2.
Anak-anak bebek yang baru menetas akan masuk
kedalam air. Perilaku ini telah “dipropaganda sebelumnya”, dengan kata lain,
tidak diperlukan proses belajar (Budhi, 2012).
Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku
satwa atau juga disebut etologi
(dari bahasa
Yunani : ἦθος,
ethos,
"karakter"; dan –λογία, -logia) adalah suatu cabang
ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau
tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor
penyebabnya. Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis yang mempelajari aneka aspek dari
tingkah laku hewan, disiplin ilmu etologi modern umumnya dianggap lahir di
sekitar tahun 1930an tatkala biolog berkebangsaan Belanda Nikolaas
Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog dari Austria, mulai
merintisnya. Atas jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran pada tahun 1973 (Putri,2012).
Ilmu
perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja
laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat
dengan disiplin ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi. Seorang ahli perilaku hewan umumnya
menaruh perhatian pada proses-proses bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya
agresi) berlangsung pada jenis-jenis hewan yang berbeda. Meski ada pula yang
berspesialisasi pada tingkah laku suatu jenis atau kelompok kekerabatan hewan
yang tertentu. Ahli perilaku hewan juga disebut etolog(Anonim, 2012).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
A.
Alat
dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam
percobaan ini adalah :
1.Tabung gelas
2. Lampu senter
3
1. Tabung gelas
2. Lampu senter
3. Kertas karbon
4. Aluminium foil
5. Lalat buah
6. Tape perekat
7. Kapas
8. Stopwatch
B.
Cara
Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan
dalam percobaan ini adalah :
1.
Percobaan
Fotokaksis
·
Masukkan
lalat buah kedalam tabung slei/kaca bersih ,dan gabungkan tabung kedua dengan
menggunakan selotip.
·
Menutup
salah satu bagian tabung dengan kertas karbon hitam dan biarkan salah satu
ujungnya terbuka. Letakkan tab ung tersebut secara horizontal.
·
Menyinari
salah satu ujung yang terbuka tersebut dengan lampu (senter), selama 5’.
·
Kemudian
hitung jumlah lalat buah pada tiap tabung.
·
Ketuk-ketuk tabung tersebut sehingga lalat
buah tercampur lagi., dan tunggu selama 5’ lagi.
·
Setelah
itu dihitung dan diamati lagi.
2.
Percobaan
Geotaksis (alat dan bahan sama seperti diatas)
·
Gunakan
tabung-tabung yang sama, ambil sejumlah lalat yang baru dan masukkan kedalam
tabung. Biarkan lalat-lalat tersebut melekat pada tabung kemudian tutup dengan
kertas karbon hitam.
·
Memegang
tabung-tabung tersebut pada posisi vertikal selama 5’.
·
Menghitung
jumlah lalat buah pada setiap tabung.
·
Mengetuk-ngetuk
tabung tersebut sehingga lalat buah terkumpul kembali ketengah-tengah.
Mengulangi percobaan seperti awal, kemudian tunggu selama 5’ dan menghitungnya
kembali.
·
Mengulangi
percobaan diatas , dengan 3 kali pengulangan.
3.
Percobaan
Kemotaksis
·
Menyiapkan
2 buah tabung dengan salah satu tabung berisi tape dan memasukan lalalt buah.
·
Menggabungkan
kedua tabung tersebut dengan selotip. Kemudian letakkan tabung tersebut dengan
posisi vertikal.
·
Mengamati
selama 5’ kemudian. Catat berapa banyak lalat buah pada tiap tabung.
·
Mengulangi
percobaan diatas dengan tiga kali pengulangan.
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Dari
hasil pengujian dan pengamatan diperoleh
data sebagai berikut :
Tabel
pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Jumlah lalat buah
|
|||||
Pengulangan
I
|
Pengulangan
II
|
Pengulangan
III
|
|||||
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
||
1.
|
Fototaksis
|
9
|
19
|
15
|
13
|
11
|
17
|
2.
|
Geotaksis
|
14
|
14
|
5
|
23
|
13
|
15
|
3.
|
Kemotaksis
|
5
|
10
|
3
|
12
|
3
|
12
|
B.
Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu berjudul perilaku
hewan/behavior. Tujuan dari praktikum
kali ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
respon tingkah laku pada lalat buah/ Drosophila melanogaster
terhadap rangsangan yang diberikan berupa
rangsangan geotaksis, fototaksis, maupun kemotaksis, serta faktor-faktor
yang berperan di dalamnya.
Percobaan pertama yaitu tentang uji fototaksis, setelah perlakuan dilakukan, maka diperoleh
hasil percobaan. Dalam hal ini menggunakan bahan/sumber rangsangan pemicu
berupa sinar lampu senter. Perlakuan ini dilakukan selama 5 menit dengan jumlah
total sampel lalat buah sebanyak 28 ekor. Pada 5 menit pertama ada 12 ekor
lalat buah yang mendekati sumber rangsangan/sinar lampu senter (+), sedangkan
19 ekor lalat buah lainnya menjauhi sumber rangsangan/sinar lampu senter (-).
Untuk pengulangan 2 didapat 15 ekor yang mendekati sumber dan 13 ekor yang
menjauhi sumber/rangsang. Sedangkan untuk pengulangan ke 3, yang mendekati
sumber/rangsang diperoleh 11 ekor lalat dan 17 ekor yang menjahui
sumber/rangsang. Dari percobaan ini
dapat disimpulkan bahwa lalat buah melakukan gerakan positif karena mayoritas
mendekati sumber rangsangan/sinar lampu senter.
Pada percobaan kedua yaitu tentang uji geotaksis, jadi
setelah perlakuan dilakukan, maka diperoleh hasil percobaan. Dalam hal ini
menggunakan sumber rangsangan berupa gaya gravitasi bumi. Perlakuan telah
dilakukan selama 5 menit dengan total sampel lalat buah sebanyak 28 ekor. Pada
pengulangan 1 diperoleh 14 ekor lalat
buah yang menjauhi sumber rangsangan/terbang di bagian atas tabung gelas , dan
sisanya sebanyak 14 ekor lalat buah mendekati sumber rangsangan tadi/ di
sekitar dasar toples. Untuk penulangan 2 diperoleh 5 ekor yang menjahui
rangsang dan 23 yang mendekati rangsang. Sedangkan untuk pengulangan 3 didapat
13 yang negatif dan 15 positif. Pada
peristiwa tingkah laku orientasi ini dapat disimpulkan bahwa lalat buah
melakukan gerakan negatif, karena lalat buah tadi mayoritas menjauhi sumber
rangsangan/gaya gravitasi bumi/terbang ke atas. Hal ini bisa saja dimungkinkan
bahwa lalat buah tadi memang tingkah lakunya yaitu sering terbang bebas.
Untuk percobaan terakhir
yaitu tentang uji kemotaksis, jadi setelah perlakuan diperoleh hasil
percobaan bahwa pada percobaan ini menggunakan bahan/sumber rangsangan pemicu
berupa tape. Perlakuan dilakukan selama 5 menit dengan pengulangan 3 kali, jumlah total keseluruhan sampel lalat buah
sebanyak 15 ekor. Pada pengulangan 1 ada
5 ekor lalat buah yang positif mendekati sumber rangsangan/tape, dan 10 ekor lalat buah yang posituf menjauhi sumber
rangsangan/tape. Pengulangan ke2 diperoleh 3 ekor yang positif dan 12 ekor yang
negatif. Sedangkan untuk pengulngan yang ke3
didapat 3 ekor yang positif dan 12 ekor yang negatif. Jadi dalam
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa lalat buah tadi mengalami gerakan positif
karena mereka mendekati sumber rangsangan/tape yang disebut kemotaksis.
Gerakkan/tingkah
laku orientasi Drosophila melanogaster ini menunjukkan bahwa perilaku
hewan ini memang sangatlah mendasar bahwa pada setiap individu lalat buah buah
memiliki suatu insting untuk mencari/mendapatkan makan, minum, sinar/cahaya, hubungan lawan jenis/seks, interaksi dengan anggota kelompoknya/menghindari
predator.
Seperti ciri
fenotifik lainnya, perilaku memperlihatkan suatu kisaran variasi fenotifik
(suatu ’norma reaksi’) yang bergantung pada lingkungan, di mana genotip itu
diekspresikan. Prilaku dapat diubah dilingkungan. Pada sisi lainnya, bentuk
penyelesaian masalah yang paling berkembang ditandai oleh morma reaksi
yang sangat luas. Namun demikian, perilaku juga memiliki suatu komponen genetik
perilaku bergantung pada gen-gen yang ekspresinya menghasilkan sistim neuron
yang tanggap terhadap kemajuan pembelajaran. Sebagian ciri perilaku adalah
filogenetik, dengan norma reaksi yang luas.
Perilaku
dihasilkan oleh gen dan factor-faktor lingkungan. Suatu mitos yang masih
diabadikan secara luas oleh media populer adalah bahwa perilaku disebabkan oleh
pengaruh gen (nature/alam) atau oleh pengaruh lingkungan (nature/pemeliharaan).
Tetapi, dalam biologi, perdebatan mengenai nature bukanlah mengenai memilih
salah satu; nature atau nurture adalah mengenai derajat sejauh mana gen dan
lingkungan mempengaruhi sifat fenotifik, yang meliputi sifat prilaku. Fenotif
tergantung pada gen dan lingkungan; sifat atau ciri perilaku memiliki komponen
genetik dan lingkungan, seperti halnya semua sifat anatomis dan fisiologis
seekor hewan.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Pada percobaan kali ini yaitu tentang
respon tingkah laku hewan terhadap beberapa sumber rangsangan yang diberikan,
seperti gerak fototaksis, geotaksi, dan kemotaksis.
2.
Pada percobaan fototaksis terjadi
gerakan positif, karena beberapa lalat buah mayoritas melakukan tingkah laku
orientasi ke sumber rangsangan/sinar lampu senter.
3.
Pada percobaan geotaksis terjadi
gerakan negatif, karena ada beberapa lalat buah yang mayoritas menjauhi sumber
rangsangan/gaya gravitasi bumi, sedangkan yang lainnya berada pada dasar tabung
gelas. Hal ini bisa saja
dimungkinkan bahwa lalat buah tadi memang tingkah lakunya yaitu sering terbang
bebas.
4. Pada percobaan kemotaksis terjadi
gerakan positif, karena ada beberapa lalat buah mayoritas melakukan
tingkah laku orientasi ke sumber rangsangan/tape.
5. Gerakkan/tingkah laku orientasi Drosophila
melanogaster ini menunjukkan bahwa prilaku hewan ini memang sangatlah
mendasar bahwa pada setiap individu lalat buah memiliki insting untuk mencari
makan, minum, sinar/cahaya,lawan jenis, interaksi dengan anggota
kelompoknya/menghindari predator.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Etologi.
Diakses Tanggal 27 November 2012.
http://blog.student.uny.ac.id/pelangilova/2010/10/11/perilaku-binatang/.
Budhi, Annisa.11 Oktober 2010.”Perilaku Binatang”.Diakses 27 November 2012.
http://20thcenturyalghumayda.blogspot.com/2010/01/perilaku-hewan.html.
Putri, Anniesha Eza.10 Januari 2010.”Perilaku Hewan”.Diakses 27 November 2012.
http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-morfologi-fisiologi-dan-tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-diri.
“Tingkah Laku- untuk Menyesuaikan Diri”.Diakses 27 November 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Etologi.
Diakses Tanggal 27 November 2012
Budhi,
Annisa.11 Oktober 2010.”Perilaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar