Rabu, 12 Desember 2012




PERILAKU HEWAN (BEHAVIOR)
 (Laporan Praktikum Fisiologi Hewan I)



Disusun  Oleh
Lestari
1017021012







JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2012



Judul Percobaan          :  Perilaku Hewan
Tanggal Percobaan      :  20 November 2012
Tempat Percobaan       :  Laboratorium Zoologi 2
Nama                           :  Lestari
NPM                           :  1017021012
Jurusan                        :  Biologi
Fakultas                       :  MIPA



Bandar Lampung, 20 November 2012
Mengesahkan,
Asisten,



Eka Sulvin Ariyanti
NPM : 0817021028





I.  PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Perilaku atau hebavior adalah suatu respon atau tanggapan terhadap sinyal yang berasal dari organisme lainnya. Perilaku hewan merupakan suatu respon dari organisme makhluk hidup terhadap rangsangan dan pengaruh lingkungan dari dalam ataupun luar. Ada 2 macam tingkah laku yang umum adalah serentak dan tidak langsung. Tingkah laku yang biasa dilakukan hewan karena pengaruh besar rangsangan/stimulus.

Dalam praktikum kali ini akan diuji bagaimana respon lalat buah (Drosophila melanogaster) dalam melakukan tingkah laku orientasi terhadap sumber rangsangan berupa gerakan taksis (fototaksis, geotaksis, dan kemotaksis). Untuk lebih jelasnya akan dibahas dalam laporan ini.


B.       Tujuan
Tujuan dari percobaan ini  adalah :
1.      Untuk mengetahui respon lalat buah (Drosophila melanogaster) terhadap rangsangan yang diberikan baik berupa rangsangan secara geostaksis, fototaksis, dan kemotaksis.
2.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi iribilitas/rangsangan pada hewan khususnya lalat buah  (Drosophila melanogaster) terhadap sumber ramgsangan.





II. TINJAUAN PUSTAKA



Perilaku hewan adalah perilaku bawaan yang dibawa secara genetic dari indukan guna menghadapi lingkungan yang ada dalam sekitarnya. Oleh karena itu walaupun masih dalam satu spesies tetapi bisa saja mempunyai perilaku yang berbeda dikarenakan perbedaan habitat atau dengan adanya habitat yang fragmentasi. Perilaku adalah tindakan/aksi yang mengubah hubungan antara organisme dan lingkungannya.

Perilaku dapat terjadi sebagai akibat stimulus dari luar. Reseptor diperlukan untuk mendeteksi stimulus, saraf diperlukan untuk mengkoordinasikan respon dan efektor untuk melaksanakan aksi. Perilaku dapat pula terjadi sebagai stimulus dari dalam. Stimulus dari dalam, misalnya rasa lapar, memberikan motivasi akan aksi yang akan diambil bila makanan benar-benar terlihat atau tercium. Umumnya perilaku suatu organisme merupakan akibat gabungan stimulus dari dalam dan dari luar (Anonim, 2012).

Ethologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku hewan (animal behavior) dilingkungan alamidan di lingkungan lain di mana hewan tersebut bisa hidup.Hewan merupakan makhluk hidup yang selalu berinteraksi secara dinamis dengan lingkungannya. Interaksi tersebut ditunjukkan perilaku yang terlihat dan saling berkaitan secara individual maupun kolektif.  Perilaku adalah
 aktivitas suatu organisme akibat adanya suatu stimulus.
Dalam mengamati perilaku, kita cendrung untuk menempatkan diri pada organisme yang kita amati, yakni dengan menganggap bahwa organisme tadi melihat dan merasakan seperti kita.. Ini adalah antropomorfisme (Y: anthropos = manusia), yaitu interprestasi perilaku organisme lain seperti perilaku manusia. Semakin kita merasa mengenal organisme, semakin kita menafsirkan perilaku tersebut  secara antropomorfik. Seringkali suatu perilaku hewan terjadi karena pengaruh genetis (perilaku bawaanlahir atau innate behavior),   dan karena akibat proses belajar atau pengalaman yang dapat disebabkan oleh lingkungan. Pada perkembangan ekologi perilaku terjadi perdebatan antara pendapat yang menyatakan bahwa perilaku yang terdapat pada suatu organisme  merupakan pengaruh alami atau karena akibat hasil asuhan  atau pemeliharaan, hal ini merupakan perdebatan yang terus berlangsung. Dari berbagai hasil kajian, diketahui bahwa terjadinya suatu perilaku disebabkan oleh keduanya, yaitu genetis dan  lingkungan    (proses belajar), sehingga terjadi suatu perkembangan sifat. 
Innate
Innate merupakan perilaku atau suatu potensi terjadinya perilaku yang telah adadi dalam suatu individu. Perilaku yang timbul karena bawaan lahir berkembang secara tetap/pasti. Perilaku ini tidak memerlukan adanya pengalaman atau memerlukan proses belajar, seringkali terjadi pada saat baru lahir, dan perilaku ini bersifat genetis (diturunkan).
Insting
Insting adalah perilaku innate klasis yang sulit dijelaskan, walaupun demikian terdapat beberapa perilaku insting yang merupakan hasil pengalaman, belajar dan adapulayang merupakan factor keturunan. Semua maklhuk hidup memiliki beberapa insting dasar.  Pola Aksi Tetap (FAP = Fixed Action Pattern )
 FAP adalah suatu perilaku steretipik yang disebabkan oleh adanya stimulus yang spesifik. Contoh:
1.      Saat anak burung baru menetas akan selalu membuka mulutnya, kemudian induknya akan menaruh makanan didalam mulut anak burung tersebut.
2.      Anak-anak bebek yang baru menetas akan masuk kedalam air. Perilaku ini telah “dipropaganda sebelumnya”, dengan kata lain, tidak diperlukan proses belajar (Budhi, 2012).
Ilmu perilaku hewan, ilmu perilaku satwa atau juga disebut etologi (dari bahasa Yunani : ἦθος, ethos, "karakter"; dan –λογία, -logia) adalah suatu cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya. Meski sepanjang sejarah telah banyak naturalis yang mempelajari aneka aspek dari tingkah laku hewan, disiplin ilmu etologi modern umumnya dianggap lahir di sekitar tahun 1930an tatkala biolog berkebangsaan Belanda Nikolaas Tinbergen dan Konrad Lorenz, biolog dari Austria, mulai merintisnya. Atas jerih payahnya, kedua peneliti ini kemudian dianugerahi Hadiah Nobel dalam bidang kedokteran pada tahun 1973 (Putri,2012).
Ilmu perilaku hewan, pada keseluruhannya merupakan kombinasi kerja-kerja laboratorium dan pengamatan di lapangan, yang memiliki keterkaitan yang kuat dengan disiplin ilmu-ilmu tertentu semisal neuroanatomi, ekologi, dan evolusi. Seorang ahli perilaku hewan umumnya menaruh perhatian pada proses-proses bagaimana suatu jenis perilaku (misalnya agresi) berlangsung pada jenis-jenis hewan yang berbeda. Meski ada pula yang berspesialisasi pada tingkah laku suatu jenis atau kelompok kekerabatan hewan yang tertentu. Ahli perilaku hewan juga disebut etolog(Anonim, 2012).



III. PROSEDUR PERCOBAAN

A.      Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
1.Tabung gelas
2. Lampu senter
3
1.      Tabung gelas
2.      Lampu senter
3.      Kertas karbon
4.      Aluminium foil
5.      Lalat buah
6.      Tape perekat
7.      Kapas
8.      Stopwatch

B.       Cara Kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan dalam percobaan ini adalah :
1.      Percobaan Fotokaksis
·         Masukkan lalat buah kedalam tabung slei/kaca bersih ,dan gabungkan tabung kedua dengan menggunakan selotip.
·         Menutup salah satu bagian tabung dengan kertas karbon hitam dan biarkan salah satu ujungnya terbuka. Letakkan tab ung tersebut secara horizontal.
·         Menyinari salah satu ujung yang terbuka tersebut dengan lampu (senter), selama 5’.
·         Kemudian hitung jumlah lalat buah pada tiap  tabung.
·          Ketuk-ketuk tabung tersebut sehingga lalat buah tercampur lagi., dan tunggu selama 5’ lagi.
·         Setelah itu dihitung dan diamati lagi.
2.      Percobaan Geotaksis (alat dan bahan sama seperti diatas)
·         Gunakan tabung-tabung yang sama, ambil sejumlah lalat yang baru dan masukkan kedalam tabung. Biarkan lalat-lalat tersebut melekat pada tabung kemudian tutup dengan kertas karbon hitam.
·         Memegang tabung-tabung tersebut pada posisi vertikal selama 5’.
·         Menghitung jumlah lalat buah pada setiap tabung.
·         Mengetuk-ngetuk tabung tersebut sehingga lalat buah terkumpul kembali ketengah-tengah. Mengulangi percobaan seperti awal, kemudian tunggu selama 5’ dan menghitungnya kembali.
·         Mengulangi percobaan diatas , dengan 3 kali pengulangan.
3.      Percobaan Kemotaksis
·         Menyiapkan 2 buah tabung dengan salah satu tabung berisi tape dan memasukan lalalt buah.
·         Menggabungkan kedua tabung tersebut dengan selotip. Kemudian letakkan tabung tersebut dengan posisi vertikal.
·         Mengamati selama 5’ kemudian. Catat berapa banyak lalat buah pada tiap tabung.
·         Mengulangi percobaan diatas dengan tiga kali pengulangan.



IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil Pengamatan

Dari hasil pengujian dan pengamatan  diperoleh data sebagai berikut :

Tabel pengamatan


No.

Perlakuan
Jumlah lalat buah
Pengulangan I
Pengulangan II
Pengulangan III
+
-
+
-
+
-
1.       
Fototaksis
9
19
15
13
11
17
2.       
Geotaksis
14
14
5
23
13
15
3.       
Kemotaksis
5
10
3
12
3
12

B.     Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu berjudul perilaku hewan/behavior.  Tujuan dari praktikum kali ini yaitu untuk  mengetahui  bagaimana  respon tingkah laku pada lalat buah/ Drosophila melanogaster terhadap rangsangan  yang diberikan  berupa  rangsangan geotaksis, fototaksis, maupun kemotaksis, serta faktor-faktor yang berperan di dalamnya.
Percobaan pertama yaitu tentang uji fototaksis,  setelah perlakuan dilakukan, maka diperoleh hasil percobaan. Dalam hal ini menggunakan bahan/sumber rangsangan pemicu berupa sinar lampu senter. Perlakuan ini dilakukan selama 5 menit dengan jumlah total sampel lalat buah sebanyak 28 ekor. Pada 5 menit pertama ada 12 ekor lalat buah yang mendekati sumber rangsangan/sinar lampu senter (+), sedangkan 19 ekor lalat buah lainnya menjauhi sumber rangsangan/sinar lampu senter (-). Untuk pengulangan 2 didapat 15 ekor yang mendekati sumber dan 13 ekor yang menjauhi sumber/rangsang. Sedangkan untuk pengulangan ke 3, yang mendekati sumber/rangsang diperoleh 11 ekor lalat dan 17 ekor yang menjahui sumber/rangsang.   Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa lalat buah melakukan gerakan positif karena mayoritas mendekati sumber rangsangan/sinar lampu senter.
Pada percobaan kedua yaitu tentang uji geotaksis, jadi setelah perlakuan dilakukan, maka diperoleh hasil percobaan. Dalam hal ini menggunakan sumber rangsangan berupa gaya gravitasi bumi. Perlakuan telah dilakukan selama 5 menit dengan total sampel lalat buah sebanyak 28 ekor. Pada pengulangan 1 diperoleh 14 ekor  lalat buah yang menjauhi sumber rangsangan/terbang di bagian atas tabung gelas , dan sisanya sebanyak 14 ekor lalat buah mendekati sumber rangsangan tadi/ di sekitar dasar toples. Untuk penulangan 2 diperoleh 5 ekor yang menjahui rangsang dan 23 yang mendekati rangsang. Sedangkan untuk pengulangan 3 didapat 13 yang negatif dan 15 positif.  Pada peristiwa tingkah laku orientasi ini  dapat disimpulkan bahwa lalat buah melakukan gerakan negatif, karena lalat buah tadi mayoritas menjauhi sumber rangsangan/gaya gravitasi bumi/terbang ke atas. Hal ini bisa saja dimungkinkan bahwa lalat buah tadi memang tingkah lakunya yaitu sering terbang bebas.

Untuk percobaan terakhir  yaitu tentang uji kemotaksis, jadi setelah perlakuan diperoleh hasil percobaan bahwa pada percobaan ini menggunakan bahan/sumber rangsangan pemicu berupa tape. Perlakuan dilakukan selama 5 menit dengan pengulangan 3 kali,  jumlah total keseluruhan sampel lalat buah sebanyak 15 ekor. Pada pengulangan 1  ada 5  ekor lalat buah yang positif  mendekati sumber rangsangan/tape, dan 10  ekor lalat buah yang posituf menjauhi sumber rangsangan/tape. Pengulangan ke2 diperoleh 3 ekor yang positif dan 12 ekor yang negatif. Sedangkan untuk pengulngan yang ke3  didapat 3 ekor yang positif dan 12 ekor yang negatif. Jadi dalam percobaan ini dapat disimpulkan bahwa lalat buah tadi mengalami gerakan positif karena mereka mendekati sumber rangsangan/tape yang disebut kemotaksis.

Gerakkan/tingkah laku orientasi Drosophila melanogaster ini menunjukkan bahwa perilaku hewan ini memang sangatlah mendasar bahwa pada setiap individu lalat buah buah memiliki suatu insting untuk mencari/mendapatkan makan,  minum, sinar/cahaya,  hubungan lawan jenis/seks,  interaksi dengan anggota kelompoknya/menghindari predator.

Seperti ciri fenotifik lainnya, perilaku memperlihatkan suatu kisaran variasi fenotifik (suatu ’norma reaksi’) yang bergantung pada lingkungan, di mana genotip itu diekspresikan. Prilaku dapat diubah dilingkungan. Pada sisi lainnya, bentuk penyelesaian masalah  yang paling berkembang ditandai oleh morma reaksi yang sangat luas. Namun demikian, perilaku juga memiliki suatu komponen genetik perilaku bergantung pada gen-gen yang ekspresinya menghasilkan sistim neuron yang tanggap terhadap kemajuan pembelajaran. Sebagian ciri perilaku adalah filogenetik, dengan norma reaksi yang luas.

Perilaku dihasilkan oleh gen dan factor-faktor lingkungan. Suatu mitos yang masih diabadikan secara luas oleh media populer adalah bahwa perilaku disebabkan oleh pengaruh gen (nature/alam) atau oleh pengaruh lingkungan (nature/pemeliharaan). Tetapi, dalam biologi, perdebatan mengenai nature bukanlah mengenai memilih salah satu; nature atau nurture adalah mengenai derajat sejauh mana gen dan lingkungan mempengaruhi sifat fenotifik, yang meliputi sifat prilaku. Fenotif tergantung pada gen dan lingkungan; sifat atau ciri perilaku memiliki komponen genetik dan lingkungan, seperti halnya semua sifat anatomis dan fisiologis seekor hewan.





V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1.      Pada percobaan kali ini yaitu tentang respon tingkah laku hewan terhadap beberapa sumber rangsangan yang diberikan, seperti gerak fototaksis, geotaksi, dan kemotaksis.
2.      Pada percobaan fototaksis terjadi gerakan positif, karena beberapa lalat buah mayoritas melakukan tingkah laku orientasi  ke sumber rangsangan/sinar lampu senter.
3.      Pada percobaan geotaksis terjadi gerakan negatif, karena ada beberapa lalat buah yang mayoritas menjauhi sumber rangsangan/gaya gravitasi bumi, sedangkan yang lainnya berada pada dasar tabung gelas. Hal ini bisa saja dimungkinkan bahwa lalat buah tadi memang tingkah lakunya yaitu sering terbang bebas.
4.  Pada percobaan kemotaksis terjadi gerakan positif,  karena ada beberapa  lalat buah mayoritas melakukan tingkah laku orientasi ke sumber rangsangan/tape.

5.    Gerakkan/tingkah laku orientasi Drosophila melanogaster ini menunjukkan bahwa prilaku hewan ini memang sangatlah mendasar bahwa pada setiap individu lalat buah memiliki insting untuk mencari makan, minum, sinar/cahaya,lawan jenis, interaksi dengan anggota kelompoknya/menghindari predator.





DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Etologi. Diakses Tanggal 27 November 2012.

http://blog.student.uny.ac.id/pelangilova/2010/10/11/perilaku-binatang/. Budhi, Annisa.11 Oktober 2010.”Perilaku Binatang”.Diakses 27 November 2012.

http://20thcenturyalghumayda.blogspot.com/2010/01/perilaku-hewan.html. Putri, Anniesha Eza.10 Januari 2010.”Perilaku Hewan”.Diakses 27 November 2012.

http://organisasi.org/macam-jenis-adaptasi-makhluk-hidup-morfologi-fisiologi-dan-tingkah-laku-untuk-menyesuaikan-diri. “Tingkah Laku- untuk Menyesuaikan Diri”.Diakses 27 November 2012.

http://id.wikipedia.org/wiki/Etologi. Diakses Tanggal 27 November 2012
Budhi, Annisa.11 Oktober 2010.”Perilaku
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar